KEUTAMAAN BULAN RABI'UL AWAL
Bulan
Rabi’ul Awal merupakan bulan yang sangat mulia bagi kaum muslimin. Di
bulan inilah terlahir seorang yang sangat dibanggakan dan dicintai oleh
umat islam di seluruh dunia.
Dia
membawa wahyu Allah SWT untuk menyelamatkan umatnya dari kegelapan
dunia menuju ke jalan yang terang benderang sebagai bekal untuk ke
akherat nanti. Dialah Rasulullah “Muhammad SAW”. Seorang yang sangat
menyayangi umatnya hingga di akhir hayatnyapun mengucapkan
“Umatku…umatku…”. Dialah satu-satunya yang dapat memberi syafa’at kepada
manusia di hari yang sangat berat itu. Dialah yang bersujud kepada
Allah SWT untuk umatnya dan berkata “Ana Laha…Ana Lahaa..“ sehingga Allahpun bersabda: ” Irfa’ yaa Muhammad…Isyfa’ tusyaffa’…?” .
Di
bulan inilah Rasul kita Muhammad SAW dilahirkan, akan tetapi mungkin
terlintas dalam pikiran kita sebuah pertanyaan: “Mengapa Rasulullah SAW
tidak dilahirkan di bulan lain yang lebih barakah? Mengapa tidak
dilahirkan di bulan lain seperti Ramadhan, dimana Allah SWT menurunkan
Al-Qur’an dan dihiasi dengan Lailatul Qadar? Atau disalah satu dari
bulan-bulan haram lainnya seperti Dzulhijjah, Dzulqa’dah, Muharram atau
Rajab (Asyhur Alhurum) yang telah diagungkan oleh Allah SWT dimana di
situ diciptakan langit dan juga bumi? Atau di bulan Sya’ban dimana di
situ terletak malam Nishfu Sya’ban ? Mengapa dilahirkan di hari senin
bulan Rabi’ul Awal?
Lahirnya
Rasulullah SAW di hari senin tanggal dua belas Rabi’ul Awal bukanlah
suatu kebetulan atau tanpa hikmah dan faidah tertentu. Akan tetapi di
situ terdapat hikmah tersendiri yang jika seorang muslim meyakininya,
niscaya akan menambah kecinta’anya kepada beliau. hikmah tersebut
adalah:
Pertama
: di sebuah Hadist disebutkan bahwa “Allah SWT menciptakan pepohonan
dihari senin “. Hadist ini merupakan peringatan yang sangat muliya bagi
umat Islam yaitu Bahwa: ” Allah menciptakan bahan makanan, Rizki,
buah-buahan dan kebaikan-kebaikan yang dengan itu anak Adam berkembang
biyak dan bertahan hidup serta membuat hatinya senang melihatnya, adalah
agar mereka lega dan tenang untuk mendapatkan sesuatu yang membuatnya
hidup sesuai dengan hikmah Allah SWT. Maka dengan lahirnya Rasulullah
SAW di hari itu, itu adalah sebagai keceriya’an dan kebahagian untuk
semua (Qurratui ‘uyun), dan tidak diragukan lagi bahwa hari senin adalah
hari yang penuh barakah dan menjadi barakah karena kelahiran seorang
Rasul yang muliya. Beliau telah ditanya tentang hari ini kemudian
menjawab: “Hari itu adalah hari dimana aku dilahirkan”.
Kedua
: Lahirnya Rasulullah SAW dibulan Rabi’ merupakan isyarat yang sangat
jelas bagi orang yang cerdas dan mengerti tentang asal mula kalimat
Rabi’ , yaitu bahwa dalam kalimat tersebut terdapat makna optimis atas
datangnya sang pembawa kabar gembira bagi umatnya.
Syeikh
Abdur-rahman As-shoqli mengatakan: “Setiap nama seseorang mempunyai
peran dalam kehidupannya, baik dalam segi perorangan atau yang lain. Di Fashl Arrabi’
Bumi mengeluarkan semua isinya dari berbagai nikmat-nikmat Allah SWT
serta Rizki-rizki-Nya yang di situ terdapat kemaslahatan seorang hamba,
dan dengan itu seorang hamba bisa bertahan hidup, serta di situlah
kehidupan mereka berlangsung. Sehingga terbelahlah biji-bijian, serta
berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang telah ditentukan di situ, sehingga
orang yang memandangnya menjadi senang dan ke’ada’annya-lah yang
memberikan kabar gembira akan kedatangan waktu masak dan memetiknya. Di
sini terdapat isyarat yang sangat agung atas mulainya berbagai nikmat
Allah SWT”.
Maka
kelahiran Nabi Muhammad SAW di bulan ini adalah sebagai isyarat yang
sangat nyata dari sang pencipta agar kita mengagungkan dan memujinya
karena ketinggian martabat Rasul SAW. Dimana beliau adalah sebagai
pembawa kabar gembira bagi semua yang ada di alam semesta, serta rahmat
bagi mereka dari berbagai kehancuran dan ketakutan di dunia dan di
akherat. Sebagian dari Rahmat Allah SWT yang paling agung yaitu anugrah
Allah SWT kepada Rasulullah SAW untuk memberikan hidayah bagi umat islam
menuju jalan yang lurus. Sebagai mana dalam firman Allah SWT :
(وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ ) [ الشورى : 52] .
“Sesungguhnya kamu benar-benar meberi petunjuk kepada jalan yang lurus”.
Ketiga
: Tidakkah kita melihat bahwa Musim Arrabi’ adalah musim yang paling
stabil dan paling bagus, karena di situ tidak ada dingin yang sangat
mengganggu dan tidak juga panas yang membikin gelisah, di siang dan
malamnya tidak terlalu lama. Akan tetapi semua seimbang dan stabil. Dia
adalah musim yang terbebas dari penyakit-penyakit seperti di musim
gugur, panas, dan dingin. Akan tetapi manusia menjadi segar dan
bergairah di musim ini, sehingga malamnya menjadi waktu yang sangat
tepat untuk bertahajud, dan siangnya untuk berpuasa. Hal tersebut
menyerupai keadaan syari’at islam yang tengah-tengah serta memudahkan
bagi umatnya.
Keempat
: Allah SWT telah berkehendak untuk menjadikan mulia berbagai tempat
dan waktu dengan adanya Nabi, bukannya menjadikan muliya Nabi dengan
adanya tempat dan waktu. Maka tempat dan waktu itulah yang mendapatkan
kemuliya’an serta keutama’an dan keistimewa’an yang sangat besar dengan
kedatangannya Nabiyullah Muhammad SAW .
Memang
benar, karena jikalau Rasulullah SAW dilahirkan di bulan Ramadhan
contohnya atau di bulan-bulan haram lainnya atau di bulan Sya’ban yang
berbarokah; niscaya orang akan menyangka bahwa Nabi menjadi mulia
dikarenakan beliau di lahirkan di bulan-bulan tersebut, karena
keistimewa’an dan keunggulannya dari bulan-bulan lainnya. Akan tetapi
Allah yang Maha Adil telah berkehendak untuk melahirkan baginda Rasul
SAW di bulan Rabi’ul Awal, agar bulan ini menjadi mulia dan tampak
bersinar terang. Dalam sebuah Sya’ir dikatakan:
وتضوعت بك مسكا بك الغبراء
بك بشر الله السماء فزينت
بك بشر الله السماء فزينت
ومساؤه بمحمد وضاء
يوم يتيه على الزمان
يوم يتيه على الزمان
“Karenamu wahai Muhammad, Allah SWT memberi kabar gembira kepada langit hingga diapun berhias.
dan karenamulah, debu-debu kotor menjadi berbau minyak misik”.
“Hari dimana dalam keada’an bingung di sebuah zaman, sorenya menjadi terang, di karenakan datangnya Muhammad”.
dan karenamulah, debu-debu kotor menjadi berbau minyak misik”.
“Hari dimana dalam keada’an bingung di sebuah zaman, sorenya menjadi terang, di karenakan datangnya Muhammad”.
Kejadian bersejarah di bulan Rabi’ul Awal
Bulan
ini adalah bulan yang sangat mulia, bagaimana tidak? bulan ini adalah
bulan dimana Orang yang sangat mulia di dunia ini dilahirkan. Di bulan
ini juga sang pencipta mengambil arwah suci nabi akhiru zaman ini. Kedua
kejadian ini adalah kejadian yang sangatlah penting di bulan ini. Bulan
yang sangatlah dimuliyakan dengan datangnya sang pembuka pintu
kegelapan.
Karena
kedua kejadian tersebut adalah kejadian yang sangatlah penting bagi
kaum muslimin, kita akan membahasnya disini secara ringkas:
1. Kelahiran sang baginda Rasul SAW.
Seorang
calon ayah pun terpaksa harus meninggalkan kotanya tercinta menuju ke
Syam untuk mencari rizki demi menghidupi keluarganya. Sang ibu yang
sedang mengandung calon buah hatipun terpaksa merelakan suaminya untuk
pergi ke sana. Dengan harapan akan kembali dengan membawa kabar gembira.
Abdullah setelah pulang dari Syam, mampir di kota Madinah untuk
mengunjungi keluarganya seperti yang diperintahkan bapaknya Abdul
Muthalib. Akan tetapi takdir berkata lain, dia sakit di kota ini dan
akhirnya meninggal di situ. Air mata Aminahpun menetes tanpa terasa,
mengingat calon buah hati yang akan terlahir yatim.
Sebelum
Aminah melahirkan sang buah hati, dia selalu bermimpi bahwa sebuah
cahaya keluar dari dirinya dan menerangi semua istana di Syam. Setelah
datang hari yang telah ditentukan Allah SWT sebagai hari kelahiran sang
Nabi SAW yaitu hari senin, hari yang ke dua belas dari bulan Rabi’ul
Awal, keluarlah sang baginda Rasul SAW dari perut ibunya, dengan
dikelilingi oleh cahaya yang menerangi seluruh istana Syam, dan sang
mauludpun bersujud seketika kepada Allah SWT. Dengan tanpa merasakan
sakit sedikitpun sang bundapun tersenyum gembira, melihat si buah hati
yang di kandungnya telah keluar ke dunia dengan selamat.
Hari
berganti hari, bulan berganti bulan, dengan mempunyai tiga ibu yang
sangat mencintainya, Muhammad SAW tak lagi merasa bahwa dia terlahir
yatim, tanpa ayah yang menyayanginya. Akan tetapi dengan tiga ibu
tersebut, sudahlah cukup sebagai pengganti rasa pahitnya keyatiman.
Yaitu ibu yang telah melahirkannya, Aminah at-taahirah, dan ibu yang
merawatnya, Barkah al-baarrah wal wadud. Serta ibu yang menyusuinya,
yaitu Halimah Assa’diyah.
Di
tahun yang ke Enam dari kelahirannya, Ibu tercinta mengajak Muhammad
untuk berziarah ke makam ayahnya di Madinah dengan ditemani satu
pembantu, dan ingin mengenalkannya dengan saudara–saudaranya dari Bani
Najjar. Dan tinggAllah mereka disitu beberapa bulan. Kemudian mereka
ingin kembali ke rumah mereka di Makkah. Dan dalam perjalanan sang ibu
merasakan sakit yang sngatlah dahsyat. Hingga semua rasa sakit terkumpul
menjadi satu dan dia berkata: ” semua yang hidup akanlah mati, semua
yang baru akan sirna, dan semua yang besar akan rusak, dan saya akan
mati dan meninggalkan kenangan yang tak sirna, dan aku telah melahirkan
seorang yang sangat suci “. sang ibu pun telah kembali kepada sang
pencipta. Dan meninggalkan anaknya sendiri bersama pembantunya menuju
kerumah kakeknya dengan membawa kesedihan yang berlipat-lipat.
Setelah
sampai kepada bapa saudaranya, ia pun bertambah memperhatikannya,
merawatnya lebih dari putra-putranya yang lain, agar cucu tercinta tidak
merasakan kepahitan menjadi anak yatim piyatu, dia menyayanginya
sebagaimana orang tua menyayangi anaknya.
sumber: http://aura-hikmah.blogspot.com/2012/01/keutamaan-bulan-rabiul-awwal.html
Ini adalah kejadian penting pertama yang kita telah
kita bahas, sedangkan kejadian penting kedua di bulan Rabi'ul Awal ini
adalah wafatnya Rasulullah SAW.
2. Wafatnya Rasulullah SAW.
Tiada kesedihan di dunia ini yang lebih mengiris hati seorang mukmin, dari pada hari perginya sang mahbub dari dunia ini. Tiada rasa sakit yang lebih mengiris hati, melebihi rasa sakitnya berpisah dengan sang mahbub. Tiada yang dapat menandingi rasa cinta Rasulullah SAW kepada kita umatnya, hingga membuat kita wajib mencintainya. Sungguh cerita wafatnya Rasul adalah cerita yang sangat menyedihkan. Dalam sebuah Hadist disebutkan:
Tiada kesedihan di dunia ini yang lebih mengiris hati seorang mukmin, dari pada hari perginya sang mahbub dari dunia ini. Tiada rasa sakit yang lebih mengiris hati, melebihi rasa sakitnya berpisah dengan sang mahbub. Tiada yang dapat menandingi rasa cinta Rasulullah SAW kepada kita umatnya, hingga membuat kita wajib mencintainya. Sungguh cerita wafatnya Rasul adalah cerita yang sangat menyedihkan. Dalam sebuah Hadist disebutkan:
من حديث أبي سعيد الخدري رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه و سلم جلس على المنبر فقال : إن عبدا خيره الله بين أن يؤتيه من زهرة الدنيا ما شاء و بين ما عنده فاختار ما عنده فبكى أبو بكر و قال : يا رسول الله فديناك بآبائنا و أمهاتنا قال : فعجبنا و قال الناس : انظروا إلى هذا الشيخ يخبر رسول الله صلى الله عليه و سلم عن عبد خيره الله بين أن يؤتيه من زهرة الدنيا ما شاء و بين ما عند الله و هو يقول : فديناك بآبائنا و أمهاتنا قال : فكان رسول الله صلى الله عليه و سلم هو المخير و كان أبو بكر هو أعلمنا به فقال النبي صلى الله عليه و سلم : إن من آمن الناس علي في صحبته و ماله أبو بكر و لو اتخذت من أهل الأرض خليلا لاتخذت أبا بكر خليلا و لكن إخوة الإسلام لا تبقى في المسجد خوخة إلا سدت إلا خوخة أبي بكر رضي الله عنه ]
Yang artinya sebagai berikut: Dari Abi sa'id Alkhidhri bahwa Rasulullah SAW duduk di sebuah mimbar dan bersabda: "Seorang hamba diberi pilihan oleh Allah SWT antara diberi segala hiasan dunia yang dia inginkan atau memilih apa yang dia miliki, dan dipun memilih apa yang dia miliki ". Abu bakar As-Syiddik-pun menangis, dan berkata: "Wahai Rasulullah SAW! kita rela mengorbankan Bapak serta ibu kami demi engkau, wahai Rasulullah SAW! Abu sa'id berkata: "Maka kita heran, dan orang-orang-pun berkata: "Lihatlah kepada orang tua ini?" Rasulullah SAW memberitahu tentang seorang hamba yang diberi pilihan oleh Allah antara diberi seluruh perhiasan dunia atau mengembalikan apa yang dia miliki, kemudian diapun memilih apa yang dia miliki, kemudian orang tua itu berkata: "Kita telah mengorbankan Bapak dan Ibu kami demi engkau wahai Rasulullah SAW!.
Sungguh hanya Abu Bakarlah yang paling memahami perkata'an Rasulullah SAW, sehingga Rasulullahpun bersabda: "Sesungguhnya orang yang paling banyak memberikan apa yang dia miliki baik harta atau persahabatannya kepadaku adalah Abu Bakar As-sidik, dan seandainya aku memilih kekasih di dunia ini, niscaya aku akan jadikan Abu bakar As-shiddik sebagai kekasihku, akan tetapi ukhuwah islami, tidak ada satupun masjid yang rusak kecuali dia benarkan, sedangkan dia membiarkan rumahnya sendiridalam keada'an rusak ".
Kematian adalah sesutu yang telah tertulis kepada semua benda hidup di dunia ini baik pada para Nabi atau para Rasul atau yang lainnya. Allah SWT berfirman dalam sebuah Ayat:
( إنك لميت وهم ميتون )
"Sesungguhnya kamu akan mati dan juga mereka akan mati".
Dan juga :
(وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَ أَفَإِنْ مِتَّ فَهُمُ الْخَالِدُونَ )[ الأنبياء: 34].
"Kami tidakmenjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati apakah mereka akan kekal?" QS Al Anbiya': 34
Allah SWT menciptakan Adam AS dari debu yang ada di bumi, kemudian ditiuplah disitu Rohnya, dan beradalah rohnya dalam jasadnya, dan juga arwah anak cucunya dalam jasad mereka. Adanya roh mereka dalam jasad di dunia ini adalah sebagai barang pinjaman. Mereka diperintahkan agar mengembalikan arwah-arwah mereka kembali dari jasad mereka, serta mengembalikan jasad mereka kepada apa yang dari itu diciptakan yaitu debu. Allah SWT juga berjanji akan mengembalikan lagi jasad mereka dari bumi, kemudian mengembalikannya lagi arwah mereka kepada jasad dengan kepemilikan yang abadi dan selama-lamanya di akherat nanti. Allah SWT berfirman:
( فِيهَا تَحْيَوْنَ وَفِيهَا تَمُوتُونَ وَمِنْهَا تُخْرَجُونَ ) [الأعراف:25]
"Di Bumi itu kamu hidup dan dibumi itu kamu mati, dan dari bumi itu pula kamu akan dibangkitkan".QS Al-a'raf: 25.
مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَى [طه:55]
"Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeuarkan kamu pada kali yang lain". QS Thaha : 55.
Karena kematian merupakan sesuatu yang dibenci secara tabiat, dimana disitu terdapat kekerasan dan kekejaman yang sangatlah menakutkan, maka para Nabi tidak akan mati sebelum disuruh memilih oleh Allah SWT, oleh karena itu terjadilah taraddud (keragu-raguan) dalam diri setiap mu'min. Rasulullah SAW bersabda: "Aku tidak pernah ragu-ragu seperti keraguanku dalam pencabutan nyawa seorang mu'min yang membenci kematian, sedang aku membenci hal tersebut dan setiap orang mu'min haruslah mengalaminya".
Pertama kali Allah memberi tahu Rasul-Nya bahwa dia akan menemui ajalnya adalah turunnya surat: (إذا جاء نصر الله والفتح ...الخ) , dikatakan kepada ibnu Abbas: "Apakah Rasulullah SAW tahu bahwa beliau akan meningal? Dia menjawab: "Ya" dan dari mana beliau tahu : "Dari turunya surat ( إذا جاء نصر الله والفتح ) yakni: Fathu makah. Sesungguhnya maksud dari surat ini adalah: "Sesungguhnya kamu wahai Muhammad, jika Allah SWT membukakan Makkah kepadamu, dan orang-orang telah masuk agamamu, maka telah dekatlah ajalmu, maka bersiaplah untuk bertemu dengan tuhanmu dengan beristighfar dan bertahmid, dan mulai dari sa'at itu Rasulullah SAW bertambah mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Tatkala rasa sakit yang ada dalam diri Rasulullah bertambah parah di malam senin, Sayidah Aisyah pergi menuju rumah seorang wanita dengan membawa sebuah lampu, untuk meminta setetes minyak samin, karena Rasulullah SAW sedang mengalami sakaratul maut. Kemudian Sayidah Fatimahpun datang menuju kamar dimana Rasulullah sedang sakit, Rasulpun membisikinya tentang sesuatu kemudian dia menangis, dan membisikinya kedua kali dan diapun tertawa, ketika ditanya: "Apa yang dikatakan Rasulullah kepadamu?" dia menjawab: "Aku tidak akan membocorkan rahasia Rasulullah SAW". Ketika Rasul meninggal dia ditanya dan menjawab: "Pertama kali Rasul bilang bahwa beliau akan meninggal pada sakitnya ini, kemudian aku menangis, dan yang kedua Rasul memberitahuku bahwa akulah yang pertama kali menemuinya, maka akupun tertawa".
Ketika tiga hari sebelum ajal Rasulullah SAW datang, malaikat Jibril datang dengan membawa Malaikat maut untuk meminta izin kepada Rasul: "Wahai Ahmad! sesungguhnya Allah SWT telah mengutusku untuk bertanya padamu - sedang Dia lebih tahu tentang kamu- bagimana keadaanmu sekarang, Rasulullah menjawab: "Keada'anku wahai Jibril telah taksadar, dan aku merasa takut". Kemudian di hari yang kedua malaikat Jibril datang lagi kemudian bertanya seperti di atas, Rasulullahpun menjawab seperti jawabanya pertama kali. Kemudian datang lagi di hari yang ke tiga, dan bertanya kepadanya seperti tadi, kemudian malaikat maut meminta izin kepada Rasulullah SAW, dan Jibril berkata: "Wahai Ahmad ini malaikat maut telah datang untuk meminta ijin kepadamu, dia tidak pernah meminta ijin kepada seorangpun sebelum dan sesudahmu. Rasulullah menjawab: "Berilah dia ijin wahai Jibril". Kemudian malaikat mautpun masuk dan berdiri di depan Rasulullah SAW dan berkata: "Wahai Rasulullah SAW, wahai Ahmad! Sesungguhnya Allah telah mengutusku untuk datang kepadamu dan memerintahkanku untuk menta'ati semua perintahmu; jika kamu memerintahkanku untuk mengambil nyawamu maka akan aku ambil, akan tetapi jika kamu memerintahku untuk meninggalkanmu maka aku akan meninggalkanmu. Rasul bersabda: "Lakukanlah apa yang diperintahkan Allah SWT kepadamu wahai malaikat maut".
Malaikat Jibril berkata: "Wahai Ahmad! Sesungguhnya Allah SWT telah merindukanmu. Rasulullahpun berkata: "Lakukanlah wahai malaikat maut apa yang di perintahkan?", kemudian malaikat Jibril berkata: "Assalamu 'alaika ya Rasulallah, ini adalah terakhir kali aku menginjak bumi ini, sesungguhnya hanya engkaulah hajatku di dunia ini. Kemudian datanglah ta'ziyah dari Jibril dengan kata:
" السلام عليكم يا أهل البيت ورحمة الله وبركاته ( كل نقس ذائقة الموت وإنما توفون أجوركم يوم القيامة ).
Malaikat mautpun menjalan tugas yang diperintahkan Allah SWT untuk mengambil kembali nyawa Rasulullah, dengan pelan-pelan. Sehingga Rasulullahpun menghembuskan nafasnya yang terahir kali, sembari berkata " Ummati…Ummati…Ummati…"(Ummatku…Umatku…Umatku..)
Adapun hari wafatnya Rasulullah itu adalah hari senin di bulan Rabi'ul Awal. Telah terbuka rahasia di hari itu sedang orang-orang sedang shalat subuh di belakang Abu Bakar As-shiddik. Orang-orang hampir tertipu oleh kesenangan mereka karena melihat Rasulullah SAW telah sadarkan diri di pagi itu, dan melihat wajahnya bagaikan lembaran Al-Qur'an. Mereka menyangka bahwa beliau akan shalat bersama mereka. Kemudian Rasulullah memberi isyarat untuk mereka agar tetap di tempatnya, kemudian Rasulullahpun menutup satir.
Rasulullah SAW meninggal di hari itu sedang orang-orang menyangka bahwa beliau telah sembuh dari sakitnya, ketika telah sadarkan diri di pagi hari senin. Akan tetapi ketika matahari telah naik di pagi itu, meninggallah Rasulullah SAW. Kaum musliminpun tampak kebingungan; ada yang tercengang karena kaget, ada yang terduduk dan tak dapat berdiri, ada yang lidahnya tersentak hingga tidak dapat berkata sepatah katapun, ada yang mengingkari kematian Rasulullah SAW, yaitu Umar RA. Ketika sampai kabar kepada Abu Bakar RA, dia langsung menuju rumah Aisyah RA, kemudian membuka kain yang ada diwajah Rasulullah SAW, dan menciumnya berkali-kali sedangkan dia dalam keada'an menangis, kemudian dia berkata: "Waa...nabiyyaah...Wa...khaliilaah...Waa...shofiyyaah" dan berkata: "Inna lillahi wa Inna Ilaihi Raaji'un. Demi Allah... Rasulullah SAW telah mati...". Kemudian berkata: "Demi Allah SWT, Allah tidak akan mengumpulkanmu dalam dua kematian, adapun kematian yang pertama kamu sudah mengalaminya".
Kemudian Abu bakarpun masuk ke masjid -sedang Umar RA berbicara dengan orang-orang yang sedang berkumpul di depannya-. Abu Bakarpun mulai berbicara kepada mereka dengan membaca syahadat dan membaca hamdalah, lalu orang-orangpun menuju kepadanya dan meninggalkan Umar. Abu bakar berkata: "Barang siapa menyembah Muhammad SAW, maka sesungguhnya Muhammad SAW telah mati, dan barang siapa menyembah Allah SWT, maka Allah SWT tidak akan mati selamanya", kemudian dia membaca:
(وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ)[آل عمران : 144].
"Muhammad itu tidak lain Hanya seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang Rasul, apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik kebelakang (murtad)?". QS Ali Imran: 144.
Abu Bakarpun dapat membuat mereka yakin bahwa Rasulullah SAW benar-benar telah meninggal dunia, se'akan-akan mereka tidak pernah mendengarkan ayat ini sebelum Abu Bakar membacanya, kemudian merekapun mengikuti bacaan Abu Bakar RA.
Itulah kisah meninggalnya Rasulullah SAW, hari dimana semua kaum muslimin merasa sedih. Karena kembalinya sang Qurratul 'ain kepada Allah SWT.
Amalan Kaum Muslim di Bulan Rabi'ul Awal
Di bulan ini setiap Muslim disunahkan untuk memperbanyak shalawat serta salam untuk Rasulullah SAW. Karena di bulan yang mulia ini telah tampak kebaikan yang merata kepada seluruh alam, telah tampak pula kebahagia'an orang-orang yang paling bahagia dengan terbitnya bulan penerang bumi, yaitu lahirnya Nabi Muhammad SAW di dunia ini. dengan lahirnya Rasulullah di bulan ini, dikenanglah bulan Rabi'ul Awal sebagai hari yang paling penting bagi umat islam, oleh karena itu bulan ini dijadikan sebagai hari berkumpulnya umat islam untuk mendengarkan kisah kelahiran Rasulul islam yang sangat mulia, agar mereka memperoleh barakah dan keutama'an yang suci.
Umat islam selalu memperingati bulan kelahirannya, sehingga mengadakan walimah, dan menyedekahkan sebagian hartanya kepada saudaranya yang membutuhkan dalam bentuk apapun, mereka juga menampakkan kegembira'an mereka karena terlahirnya Rasulullah SAW, mereka selalu memperhatikan kisah kelahirannya, dengan penuh kekhusyu'an dan penghayatan, sehingga barakah Rasulullah SAW-pun menyelimuti hati mereka, sehingga membuat hati mereka tenteram dan tenang.
Mengapa kita memperingati Maulid Nabi SAW?
Mungkin pertanya'an ini adalah pertanya'an yang jarang sekali didengar di kalangan orang-orang yang sudah terbiasa melakukan kegiatan maulid Nabi di hari-hari yang agung seperti hari jum'at contohnya, atau hari yang ke dua belas dari bulan Rabi'ul Awal. Ini merupakan suatu adat yang sangatlah di dukung oleh syare'at bagi hamba Allah yang sangat mencintai Rasulnya, sebagai ungkapan rasa cinta dan rasa syukur terhadap nikmat Allah yang berupa lahirnya sang penerang dunia. Akan tetapi sebagian orang mengatakan bahwa hal ini merupakan hal yang tidak dilakukan oleh ulama' salaf. Mungkin dengan pernyata'an ini kita terpaksa harus menyebutkan dalil kebolehan memperingati acara maulid Nabi. Akan tetapi sebelum kita menyebutkan dalil-dalil akan dibolehkannya maulid maka kita perlu mengetahui hal-hal berikut ini:
1. Kita mengatakan bahwa peringatan maulid Nabi adalah perbuatan yang dibolehkan oleh syari'at, dari berbagai perkumpulan untuk mendengarkan sejarahnya Rasul SAW, mendengarkan puji-pujian yang diucapkan untuk beliau, memberikan makanan, serta memberikan kegembira'an untuk semua umat islam.
2. Kita tidak mengatakan bahwa peringatan maulid Nabi disunahkan di waktu tertentu atau di malam tertentu, akan tetapi barang siapa yang meyakini hal tersebut maka telah mengada-ngada di dalam agama (melakukan perbuatan bid'ah). Karena kita wajib mengingatnya di setiap waktu. Akan tetapi di bulan kelahirannya yaitu bulan Rabi'ul Awal, seorang muslim lebih ditekankan untuk mengingat beliau, sehingga orang-orang bersemangat untuk menyambutnya serta berkumpul untuk mengingatnya dan merasakan keagungan karena kita menjadi lebih dekat dengan sejarah. Maka mereka akan mengingat suatu yang sudah lampau dengan cara melaksanakannya sesuai dengan adat jaman sekarang.
Adapun dalil kebolehannya mengadakan peringatan maulid Nabi SAW adalah sbb:
1. Peringatan maulid Nabi adalah sebagai ungkapan atas rasa kesenangan dan kegembira'an atas Rasulullah SAW, sebagai mana orang kafir telah mengambil manfa'atnya.
Telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari bahwa Abu lahab diringankan dari siksa'annya di setiap hari senin sebab dia telah memerdekakan budaknya yang bernama tsuwaibah ketika mendapat kabar gembira bahwa Muhammad SAW telah lahir.
Al-Hafidz Ad-Dimisyqi mengatakan: "Jika ini adalah seorang kafir yang telah dicela oleh Al-Qur'an dengan kata "Tabbat yadaa Abii Lahabin Wa tabb" yang telah dimasukkan di neraka untuk selamanya, telah ada sabda bahwa dia diringankan dari siksa'annya disetiap hari senin karena kegembira'annya atas lahirnya Muhammad SAW, maka apa prasangka seorang Mukmin yang dimana seluruh umurnya senang dengan Rasulullah SAW serta mati dalam ke'adaan Islam?".
2. Rasulullah SAW telah memuliyakan hari kelahirannya, dan bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat-Nya yang sangat besar kepadanya, dan telah mengutamakannya sebagi makhluk yang paling utama di dunia, karena semua yang ada di dunia ini telah gembira karenanya. Beliau mengungkapkan kegembira'an tersebut dengan berpuasa di bulan itu. Seperti yang disebutkan dalam Hadist oleh Abi Qatadah RA: "Rasulullah SAW ditanya tentang puasanya di hari senin?" dan Rasul menjawab: "Di hari itu aku dilahirkan, dan di hari itu pula Allah menurunkan wahyu kepadaku".
Ini adalah makna dari peringatan maulid nabi, cuma gambar atau caranya saja yang berbeda. Akan tetapi makna ini tetap ada, baik dengan cara berpuasa atau membagikan makanan atau berkumpul dengan tujuan berdzikir atau membaca shalawat kepada Nabi SAW, atau dengan mendengarkan syama'ailnya Rasulullah SAW.
3. Gembira dan senang dengan adanya Rasulullah SAW adalah sesuatu yang dianjurkan oleh Al-Qur'an, yaitu firman Allah SWT:
( قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ )[يونس:58]
" Katakanlah dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya , hendaklah dengan itu mereka bergembira. kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan".
Allah SWT telah memerintahkan kita untuk bergembira atas rahmat yang Allah berikan kepada kita. Sedangkan Nabi Muhammad SAW adalah rahmat yang paling mulia dan yang paling besar bagi kita. Sebagaimana Allah SWT telah berfirman:
" وما أرسلناك إلا رحمة للعالمين )[الأنبياء:107].
" Kita tidak mengutusmu kecuali sebagi rahmat bagi semua yang ada dialam semesta".
Maka kita wajib untuk bergembira atas datangnya rahmat tersebut.
4. Peringatan maulid Nabi adalah perbuatan yang tidak ada di zaman Rasul SAW, maka hal tersebut adalah bid'ah akan tetapi bid'ah hasanah. Karena perbuatan ini mempunyai landasan syara', serta berada dibawah naungan qowa'id kulliyah (asas yang mencakup semuanya). Maka hal ini adalah bid'ah dari segi perkumpulannya, tidak dari segi perorangannya.
Mungkin dalil-dalil ini sudahlah cukup sebagai jawaban atas pertanya'an diatas. Yang paling penting bagi seorang muslim adalah memperbanyak shalawat atas nabi Muhammad SAW di bulan ini. Karena salawat ini sendiri mempunyai keutama'an yang paling besar. Karena Allah SWT akan tetap menerima shalawat seseorang meskipun dalam ke'ada'an lalai. Barang siapa membaca shalawat kepada nabi SAW, maka shalawat tersebut akan diperlihatkan kepada Nabi Muhammad SAW secara langsung. Sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah Hadist: "Bershalawatlah kepadaku? Karena sesungguhnya shalawat kalian akan diperlihatkan kepadaku". Lain lagi dengan dzikir-dzikir yang lain, karena dzikir-dzikir yang lain membutuhkan kekhusyu'an agar dzikir-dzikir tersebut di terima oleh Allah SWT. Masih banyak lagi keutama'an shalawat kepada nabi.
Adapun shalawat yang paling afdhal yang hendaknya kaum muslimin membiasakannya adalah shalawat Al-Ibrahimiyah, yaitu :
اللهم صلى على سيدنا محمد ، وعلى آله سيدنا محمد ، كما صليت على سيدنا إبراهيم وعلى آل سيدنا إبراهيم ، وباركعلى سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمدكما باركت على سيدنا إبراهيم وعلى آل سيدنا إبراهيم ، في العالمين إنك حميد مجيد .
sumber: http://indo.hadhramaut.info/view/1584.aspx