yaaa, . . Bagi umat manusia di dunia ini selalu merayakan pergantian tahun baru masehi. Baik umat muslim, kristen, hindu, budha dan lain-lain, selalu menyibukan diri untuk mempersiapkan perayaan tahun baru. Tapi, apakah umat muslim perlu merayakan tahun baru masehi ? ? ? Terserah antum hendak menjawab apa, namun kami mempunyai sumber tentang sejarah tahun baru masehi ' 1 januari '.
Seperti dimuat situs
Lifelittlemysteries.com, ide
menggunakan hari pertama di Bulan Januari berawal dari zaman Kaisar Romawi Julius Caesar, lima dekade sebelum kelahiran Yesus Kristus. Beberapa kalender telah eksis sebelum Caesar menciptakan kalender Julian pada 46 tahun sebelum Masehi
-- yang meresmikan 1 Januari sebagai awal tahun. Kalender Julian diusulkan oleh astronom Sosigenes, diberlakukan oleh Julius Caesar sejak 1 Januari 45 sebelum Masehi. Setiap 3 tahun terdapat 365 hari, setiap tahun ke-4 terdapat 366 hari. Terlambat 1 hari dari ekuinoks setiap 128 tahun Meski kalender Julian mendapatkan popularitas, di beberapa area masih menggunakan tanggal di Bulan Maret dan September sebagai awal tahun baru.
Di Eropa Abad Pertengahan, misalnya, perayaan tahun baru dipandang sebagai kafir dan berasal dari kepercayaan pagan Perayaan akhirnya dipindah ke tanggal-tanggal yang lebih bisa diterima, termasuk 25 Desember, yang digunakan Gereja Kristen menandai kelahiran Yesus. Pada 1570-an, Paus Gregorius memberlakukan kalender Gregorian
-- modifikasi dari Kalender Julian, dan memulihkan 1 Januari sebagai hari pertama tahun baru.Perubahan ini tidak diaplikasikan di Inggris sampai 1752. Sampai saat itu, Inggris dan koloni-koloni di Amerika merayakan tahun baru setiap tanggal 25 Maret.
Nah, bagaimana? Begitulah sejarah tahun baru " 1 januari ". Apakah antum masih ingin merayakannya ? Bukankah kita umat muslim mempunyai kalender sendiri yaitu HIJRIAH. . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar